
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Wanita yang telah mengalami menstruasi dapat dikatakan telah masuk kedalam usia subur. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi (tempat fertilisasi) untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Sirklus Mestruasi
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu :
o Siklus ovarium (indung telur)
Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu :
· Siklus folikular
· Siklus luteal
o Siklus uterus (rahim). dan,
Siklus uterus dibagi menjadi :
· Masa proliferasi (pertumbuhan)
· Masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal.
Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu
- Perimetrium (lapisan terluar rahim),
- Miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan
- Endometrium (lapisan terdalam rahim).
Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
- FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
- LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
- PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
Siklus Ovarium
Pada umumnya siklus menstruasi dikelompokan menjadi 4 fase, yaitu :
1. Fase Menstruasi
Fase ini terjadi apabila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormone estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesterone mengakibatkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut mengakibatkan endometrium sobek/ meluruh, sehingga terjadi pendarahan pada fase menstruasi. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Fase pra-ovulasi (Fase folikular)
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Adanya FSH merangsang pertumbuhan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi 1 oosit primer. Folikel tersebut akan tumbuh sampai hari ke 14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de graaf dengan ovum didalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga menghasilkan estrogen. Hormon estrogen mengatur penebalan dinding rahim (endometrium) agar siap untuk menerima sel telur tersebut. Hormon estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.
3. Fase ovulasi (Fase folikular)
Mendekati hari ke 14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen pada masa pra-ovulasi menghambat pelepasan FSH dari hipofisis. Penurunan kadar FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan oosit sekunder yang telah matang dari dalam folikel de graaf menuju tuba falopi yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi.
4. Fase pasca-ovulasi (Fase luteal)
Setelah ovulasi terjadi, filokel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder dibawah pengaruh hormon LH dan FSH akan berubah menjadi korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan estrogen (namun tas sebanyak folikel de Graaf) dan progesteron yang dapat mempengaruhi penebalan dan pertumbuhan kelenjar endometrium.
Proses ini berlangsung dari hari ke 15 sampai ke 28. Namun, bila sekitar hari ke 26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang memiliki kemampuan produksi estrogn dan progestreron yang lebih rendah dari korpus luteum. Hal ini mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Pada fase ini, hipofisi akan melepas FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan bersambung kembali ke fase menstruasi berikutnya. Apabila terjadi pembuahan, maka kedudukan korpus luteum akan dipertahankan.
Siklus Uterus
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
- Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
- Masa proliferasi (pertumbuhan) dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
- Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi ( ±12hari setelah masa proliferasi). Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal:
- Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
- Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
- Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negative (penghambatan) pada pengeluaran FSH hipofisis.
- Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulose (korpus luteum), dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron
- Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
- Kadar estrogen menurun pada awal fase luteal yaitu saat terjadinya ovulasi, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
- Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi
- Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya
Gelaja saat menstruasi
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi:
§ Terasa nyeri saat buang air kecil.
§ Tubuh tidak fit.
§ Demam.
§ Sakit kepala dan pusing.
§ Keputihan.
§ Radang pada vagina.
§ Gatal-gatal pada kulit.
§ Emosi meningkat.
§ Nyeri dan bengkak pada payudara.
§ Bau badan tidak sedap.
Hal hal yang perlu diperhatikan saat menstruasi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menstruasi, diantaranya :
1. Jaga kebersihan Miss V
Pada saat menstruasi, dinding rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu, wanita harus mempraktikan kebersihan sesuai standar kesehatan karena bakteri mudah masik ke Miss V dan dapat menyebabkan penyakit yang merusak seluruh system reproduksi
2. Kenali rasa sakit
Pada saat menstruasi, beberapa wanita merasa sakit disekitar pinggang dan pinggul. Hal ini terjadi karena tertariknya otot rahim.
3. Ganti pembalut 2-3 kali per hari
Untuk melaksanakan kebersihan sesuai standar kesehatan, ketika menggunakan pembalut selama menstruasi, wanita harus menggantinya 2-3 kali per hari, dan setelah mandi dan buang air kecil bisa setiap 3-4 jam. Hal ini untuk menghindari iritasi. Patut diketahui bahwa darah merupakan media yang baik bagi pertumbuhan kuman, jadi sebaiknya penggantian pembalut diperhatikan.
4. Cuci pembalut dengan bersih
Ketika menggunakan pembalut dan menggantinya, cucilah dengan bersih, kemudian dibungkus dengan kertas, dan membuangnya di tempat sampah. Pembalut kain, lebih bagus direndam di air hangat dengan deterjen di ember tertutup sebelum mencucinya.
5. Jadwal menstruasi bulanan
Sangat penting untuk mencatat jadwal menstruasi sejak mendapat menstruasi pertama. Tindakan ini sangat berguna untuk mendeteksi kesehatan reproduksi seorang wanita. Siklus nirmal yang seting berlaku pada wanita adalah siklus 28 hari. Gangguan menstruasi terjadi ketika menstruasi terjadi sangat sering atau sangat jarang.
6. Jumlah keluaran menstruasi
Setiap wanuta mempunyai jumlah darah menstruasi yang berbeda-beda dan tidak ada jumlah yang dapat dijadikan sebagai patokan. Wanita yang memakai alat kontrasepsi IUD cenderung mengeluarkan darah mensrtuasi lebih banyak.
Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar dapar dilakukan dengan mencatatat setiap berapa jam sekali harus mengganti pembalut. Jumlah darah menstruasi yang keluar terlalu banyak akan menyebabkan kekurangan volume darah dan anemia. Hal ini dapat meruapakan salah saru gangguan menstruasi. Sebaliknya, darah menstruasi yang keluar terlalu sedikit dapat mengindikasiakan terjadinya amenorrhea.
7. Jenis menstruasi
Sebagian wanita akan mengalami rasa sakit yang tak tertahankan, bahkan sampai pingsan karena menahan rasa sakit. Namun ada juga wanita yang hanya mengalami sedikit sakit sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Rasa sakit yang berlabihan ini disebut dismenorhea dan merupakan salah satu gangguan menstruasi. Dismenorrhea yang patut diwaspadai adalah ketika rasa sakit tak berkurang meskipun sudah mengkonsumsi pain killer. Indikasi lebih lanjut dari dismenorrhea adalah adanya endometriosis ataupun peradangan pada organ dalam reproduksi. Selain itu, rasa nyeri pada saat menstruasi dapat dikurangi dengan melakukan senam anti nyeri haid
Penyebab siklus menstruasi tak teratur
Ada beberapa hal yang bisa membuat siklus haid seseorang menjadi lebih cepat atau bahkan lebih lambat, yaitu:
1. Diet dan olahraga
Jika seseorang tidak mengonsumsi cukup nutrisi (diet berlebihan) atau latihan marathon yang berlebihan, tubuh akan menganggap orang tersebut tidak siap untuk hamil sehingga mereka mendapatkan menstruasi terlambat.
Ini akan membuat kadar estrogen menurun dan menghentikan ovulasi yang membuatnya terlambat atau bahkan tidak mendapatkan periode haid. Jenis periode tidak teratur ini disebut amenore sekunder.
2. Berat badan
Sama seperti masalah diet dan olahraga, orang yang memiliki tubuh kurus akan membuat tubuh mereka berpikir bahwa mereka tidak cukup sehat untuk hamil sehingga menyebabkan menstruasi terlambat. Namun kegemukan juga bisa menjadi masalah.
Jika Anda kelebihan berat badan, tingkat estrogen dalam tubuh akan berlebihan dan menyebabkan menstruasi berat (menorrhagia) atau haid tidak teratur dan berat (menometrorrhgia)
3. Menggunakan pengendali kehamilan

Pil kontrasepsi jika digunakan terus menerus akan membuat seseorang hanya mengalami beberapa periode haid dalam setahun. Sedangkan bentuk lain seperti IUD akan membuat menstruasi menjadi terlambat pada ±3 bulan pertama setelah pemakaian.
4. Stres
Pola hidup yang penuh dengan tekanan, penyakit, pengobatan, dan masalah pekerjaan dapat mengakibatkan terhambatnya produksi hormone estrogen dan progesterone. Sehingga menyebabkan siklus menstruasi menjadi lebih lambat.
5. Pengaruh Kafein
Kafein dapat menyebabkan konstraksi pembuluh darah uterus (rahim) sehingga terjadi penurunan aliran darah uterus ,yang mana dapat mengurangi perdarahan menstruasi dan memperpendek durasi mens. Selain itu, didapatkan juga bahwa mereka yang mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak menjadi dua kali lebih mungkin untuk mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi.
“Variasi datangnya masa haid pada wanita, terjadi karena adanya perbedaan dari kadar hormon estrogen (hormon kelamin) yang diproduksi oleh masing-masing tubuh wanita. Oleh karena siklus haid terjadi akibat pengaruh kerja hormon estrogen, maka jika produksi hormon estrogen kurang, maka siklus haid bisa makin lama. Demikian pula dengan sebaliknya, jika produksi hormon ini berlebih, maka siklus jadi makin cepat.”
PMS (Pre Menstruation S yndrome).
Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik & mental, dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.
Gejalanya dapat berupa fisik maupun psikis dengan derajat yang berbeda-beda.
Gelaja Fisik
Ø Kelemahan umum (lekas letih, pegal linu)
Ø Acne (jerawat)
Ø Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah)
Ø Nyeri pada payudara
Ø Gangguan saluran cerna misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi, diare-Perubahan afsu makan, sering merasa lapar (food cravings)
Gejala Mental
Ø Mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi, ansietas (cemas berlebihan)
Ø Gangguan konsentrasi
Ø Insomnia (sulit tidur)
Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 25-35 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari PMS. Gejala PMS biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Namun bisa juga muncul dalam bentuk yang lebih berat yaitu PMDD (Pre Menstrual Dsyphoric Disorder) yang mungkin membutuhkan terapi farmakologis dari dokter
Berikut tips-tips untuk mengurangi gejala PMS :
· Terapkan pola nutrisi yang sehat (rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan mineral). Perbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan (food supplement) yang berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, Vitamin E untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta Vitamin B6 untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings.
· Hindari makanan dengan kadar garam tinggi, makanan manis, kafein, alcohol.
· Selalu melakukan olahraga rutin.
· Tidur cukup minimal 8 jam/hari.
· Hindari rokok.
· Hindari stress berkepanjangan.
· Terapi relaksasi (hipnoterapi, terapi warna, meditasi, aromaterapi dsb).
Gangguan Menstruasi
1. Amenore
Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan dan kelainan pada sitem reproduksinya. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid yaitu FSH & LH), stres, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, obesitas, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
2. Oligomenore
Oligomenore adalah menstruasi atau biasa disebut haid yang tidak dapat diprediksi datangnya.Menstruasi yang tidak dapat diprediksi datangnya termasuk normal, namun hanya bila hal ini terjadi pada tahun-tahun pertama wanita mengalami menstruasi dan saat perimenopause (tahun-tahun menjelang menopause).
Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena tidak terjadi ovulasi.
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofisis-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Ketidakseimbangan hormon atau kelainan juga menyebabkan haid tidak teratur, yang dapat memengaruhi tingkat kesuburan dan kesempatan wanita untuk mendapatkan bayi.
3. Dismenore
Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.
Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah.
Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5. Perdarahan Abnormal
Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
§ Pendarahan di antara periode menstruasi
§ Pendarahan setelah berhubungan seks
§ Perdarahan setelah menopause
Perdarahan abnormal disebabkan banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.
Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.
Masa Subur
Masa subur perempuan adalah sebuah waktu dimana pada saat itu organ sel telur yang dalam rahim seorang perempuan berada dalam kondisi sangat aktif. Maksudnya adalah, jika sel telur tersebut mendapatkan pembuahan dari sel sperma maka akan mampu menimbulkan reaksi yang berupa kehamilan
Pengertian masa subur perempuan berbeda dangan pemahaman usia subur perempuan. Pada pengertian usia subur perempuan, lebih diartikan sebagai rentang waktu dimana seorang perempuan memiliki masa ideal untuk bisa mengalami menstruasi dan kehamilan. Biasanya hal ini terjadi pada usia 12 tahun hingga seorang perempuan mengalami menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun)..
Menopause adalah sebuah masa dimana seorang perempuan sudah taak lagi memiliki kemampuan dalam hal reproduksi. Sehingga, meskipun mendapatkan pembuahan dari sel sperma secara aktif, perempuan yang sudah masuk ke dalam masa menopause ini tidak akan pernah bisa mengalami proses kehamilan. Sebab, sel telur yang ada di rahim perempuan itu sudah tidak berfungsi secara aktif pada saat menerima pembuahan dari sperma.
Menghitung Masa Subur Perempuan
Bagi mereka yang sudah menikah dan ingin segera punya keturunan, sangat penting untuk mengetahui proses pertitungan masa subur perempuan ini. Hal ini bisa diketahui dengan membaca beberapa gejala alami yang biasanya terjadi pada seorang perempuan, cengan demikian, proses mendapatkan keturunan pun bisa berlangsung dengan cepat sesuai harapan.
Pada masa subur inilah, sebuah sel telur akan dalam kondisi matang. Disaar seperti ini lah, jika sel sperma yang masuk akan dengan mudah tertanam dan mampu membuahi sel telur secara sempurna.
Bebebrapa cara untuk mengetahui masa subur perempuan, diantaranya :
- Penghitungan sistem kalender
Perhitungan sistem kalender ini dilakukan dengan cara mengenali siklus menstruasi perempuan. Proses ini akan lebih mudah dilakukan kepada seorang perempuan yang memiliki siklus menstruasi secara teratur.
Bagi perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur, mereka akan memiliki masa subur pada hari ke 14 sampai dengan kurang lebih hari ke 1 pada masa menstruasi selanjutnya. Hal ini berarti proses subur berlangsung pada hari ke 13-15 sebelum tanggal menstruasi selanjutnya. Perhitungan hari pertama adalah hari pertama masa menstruasi terjadi
Sementara bagi mereka yang siklusnya tidak teratur, perhitngan tetap bisa dilakukan hanya saja lebih rumit. Yang pertama dilakukan adalah menghitung panjang siklus selama 6 bulan berturut-turut. Hal ini untuk mengetahui siklus terpanjang dan terpendek. Pada siklus menstruasi terpanjang, nantinya dikurangkan dengan 11 sementara siklus yang paling pendek dikurangi 18 sehingga didapatkan masa subur.
Sebagai contoh adalah jika siklus terpanjang didapatkan angka 30 sementara siklus terpendek 26, maka perhitungannya menjadi 30 - 11= 21 serta 26 – 18= 8. Dari perhitungan ini diketahui bahwa masa subur perempuan tersebut terjadi pada hari ke 8 hingga hari ke 21.
- Mengukur kenaikan suhu tubuh
Seorang perempuan yang masuk masa subur, salah satunya ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh sebesar 0,5 – 1,6 derajat celcius. Untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh ini, periksalah menggunakan thermometer pada saat perempuan baru bangun tidur dan belum melakukan aktifitas apapun.
Peningkatan suhu tubuh ini merupakan salah satu gejala peningkatan hormone progesterone yang ada pada tubuhnya. Jika terjadi hal demikian, besar kemungkinan baha perempuan tersebut sedang berada dalam masa subur.
- Rasa tidak nyaman
Perasaan tidak nyaman ini biasanya terjadi pada bagian perut dibagian bawah. Hal iji menimpa 1 orang dari 5 perempuan di dunia. Terjadinya gejala ini bisa menjadi sebuah indikasi hawa pasa saat itulah terjadi ovulasi pada perempuan.
Ciri yang biasa terjadi adalam timbul rasa nyeri atau sedikit sakit yang timbul pada bagian bawah perut. Biasanya, nyeri yang timbul ridak terlalu menyakitkan dan cenderung ringan saja. Masa terjadinya nyeri bervariasi. Mulai dari hitunganmenit hingga bisa terjadi selama beberapa jam. Bagi perempuan yang mengalami kejadian ini bisa menjadi sebuah indikasi positif bahwa perempuan tersebut sedang berada dalam masa suburnya.
- Menggunakan alat ovulasi
Penggunaan alat tes kesuburan merupakan cara paling akurat untuk menentukan masa subur perempuan. Alat ini bekerja dengan cara mendeteksi hormone pra ovulasi yang disebut LH- Surge yang berada di dalam tubuh seseorang. Alat ini cukup mudah penggunaannya, sehingga bisa digunakan sendiri di rumah guna memperhitungkan masa subur seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar